STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

 

BUDIDAYA JAGUNG MANIS VAR. SECADA F1

CAP PANAH MERAH DI LAHAN BERPASIR VENESIA

DESA PINANG MERAH KECAMATAN TELUK KERAMAT

KABUPATEN SAMBAS

 

 

 

 

 

YA’LUQMAN NURHAKIM

 

 



 

 

 

 


2020

DAFTAR ISI

 

BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................................    3

1.1 Latar Belakang..................................................................................................    3

1.2  Tujuan...............................................................................................................    3

BAB II. PEMBAHASAN TEKNIK BUDIDAYA JAGUNG MANIS.................    4

2.1  Klasifikasi.........................................................................................................    4

2.2  Deskripsi Secada F1...........................................................................................    4

2.3  Syarat Tumbuh...................................................................................................    5

BAB III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA.......................................................    7

3.1  Pedoman dan teknis budidaya..........................................................................    7

3.2  Teknik penanaman............................................................................................    9

3.3  Pemeliharaan.....................................................................................................    9

3.4  Hama dan Penyakit...........................................................................................    11

3.5  Panen.................................................................................................................    13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................    14

LAMPIRAN...........................................................................................................    15

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

           

 


 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang

Wisata petik buah yang dikerjasamakan antara ecotan dan venesia memerlukan sebuah panduan atau pedoman dalam pelaksanaannya. Termasuk dalam pelaksanaan budidaya tanaman yang akan diusahakan. Salah satu komoditi yang akan diusahakan adalah budidaya jagung manis varietas Secada F1 produk dari cap panah merah. Jagung manis dipilih karena bertepatan dengan menyambut hari libur panjang dan acara yang biasa dilakukan masyarakat yaitu membakar jagung. Sehingga dipilihlah jagung manis secada F1 sebagai komoditi. Selain itu panduan ini dibuiat untuk mempermudah petani mitra pelaksana di lapangan.

Panduan ini sebagai langkah mencapai target yang diinginkan dari segi produksi, dan saat panen yang bertepatan dengan hari libur panjang ataupun musim tanam. Dalam rangka mendapatkan produksi tinggi (jumlah dan mutu) perlu penerapan yang dikenal dengan panca usaha tani yang meliputi: (1) penyediaan bahan tanaman (benih/bibit) bermutu tinggi yang berasal dari klon / kultivar unggul; (2) pengolahan tanah; (3) pengairan; (4) pemupukan; (5) perlindungan tanaman.

Tanaman jagung manis merupakan komoditas palawija yang layak dijadikan komoditas unggulan agrobisnis tanaman pangan. Prospek pengembangan usaha tani jagung manis sangat cerah dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, sebagai sumber pendapatan.

Usaha meningkatkan produktivitas jagung manis nasional ditempuh melalui program ekstensifikasi, intensifikasi, diversivikasi, dan rehabilitasi yang ditunjang pula dengan program penanaman jagung manis di luar musim melalui penerapan pola tanam yang sesuai di suatu daerah.

Jagung merupakan komoditas yang sangat bermanfaat bagi masyarakat kawasan pertanian dan biasa petani menanam jagung untuk mengistirahatkan tanah setelah ditanam tanaman menjalar karena biasanya unsur hara di tanah masih tersedia dan bisa di manfaatkan oleh tanaman  jagung.

 

1.2 Tujuan

Untuk mengenal teknik budidaya jagung manis yang baik dan benar dalam melakukan budidaya jagung


BAB II

PEMBAHASAN TEKNIK BUDIDAYA JAGUNG MANIS

 

2.1  Klasifikasi

Tanaman jagung manis teunasuk kedalam keluarga (famili) rumput- rumputan (Gramineae). Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan kedudukan tanaman jagung diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom                           :  Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisio                               :  Speunatophyta (tumbuhan berbiji)

Sub Divisio                       :  Angiospeunae (berbiji tertutup)

Kelas                                 : Monocotyledore (berkeping satu)

Ordo                                  : Graminae (rumput-rumputan)

Famili                                : Graminaceae

Genus                                : Zea

Species                              :  Zea mays saccharata Linn.

Varietas                             :  Secada F1


 

2.2  Deskripsi Secada F1

Jagung manis hibrida, bisa ditanam di dataran rendah sampai menengah. Merupakan benih produksi cap panah merah.

Ukuran tongkol tanpa klobot     :  17 x 4,3 cm, silindris dan terisi penuh,

Warna bulir                                :  kuning, manis dan enak.

Bobot dengan klobot                  :  280 gram,

Panen umur                                :  70 - 76 HSS

Vigour tanaman                         :  sangat vigour (skala : 8)

Tinggi tanaman                          :  >200 cm

Warna daun                               :  hijau gelap (skala : 8)

Klobot                                        :  hijau muda (skala : 5), tipis

Ukuran tongkol                          :  lebih besar (skala : 9)

Bobot tongkol                            :  500 gram

Bobot per Buah                          : 350 – 450 gram

Potensi Hasil                              : 16 – 21 ton/ha

Kernel                                        :  besar (skala : 8), kuning-muda, full-tip

Daya simpan                              :  4 ~ 5 hari

Rasa                                           :  manis (brix > 12)

Ketahanan kresek                       : tahan (skala : 7)

Baby corn                                   : kernel bulat-putih, alur tidak pecah, potensi

                                                      hingga 200 kg/1 kg benih

Nomor SK Kementan                :  102/Kpts/SR.120/D.2.7/10/2013

Rekomendasi Dataran                : Rendah – Tinggi

Ketahanan Penyakit                   : -

 

Gambar 1




Buah Jagung Manis Secada F1

 

2.3  Syarat Tumbuh

1.      Keadaan Iklim

a.       Iklim yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung adalah daerah beriklim sedang hingga daerah beriklim subtropis / topis yang basah. Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 0-50 derajat LU hingga 0-40 derajat LS.

b.      Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman ini memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata Pada fase pembungaan dan pengisian biji tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya jagung ditanam diawal musim hujan, dan menjelang musim kemarau.

c.       Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Sinar matahari yang baik mencapai l00 % (tempat terbuka). Tanaman jagung yang ternaungi, perturnbuhannya akan terhambat / merana, dan memberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah.

2.      Tanah

a.       Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus. Agar supaya dapat tumbuh optimal tanah harus gembur, subur dan kaya humus.

b.      Keasaman tanah erat hubungannya dengan ketersediaan unsur-unsur hara tanaman. Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung adalah pH antara 5,6 -7,5.

c.       Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediann air dalam kondisi baik.

d.     Kondisi tanah di vensia berpasir sehingga akan mempermudah pengolahan tanah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

 

3.1  Pedoman dan teknis budidaya

1.      Persyaratan Benih

Benih yang akan digunakan sebaiknya beunutu tinggi, baik mutu genetik, fisik maupun fisiologinya. Berasal dari varietas unggul (daya tumbuh besar, tidak tercampur benih/varietas lain, tidak mengandung kotoran tidak tercemar hama dan penyakit). Benih yang demikian dapat diperoleh bila menggunakan benih bersertifikat. Pada umunnya benih yang dibutuhkan sangat bergantung pada kesehatan benih, kemurnian benih dan daya tumbuh benih. Penggunaan benih jagung hibrida biasanya akan menghasilkan produksi yang lebih tinggi. Tetapi jagung hibrida mempunyai beberapa kelemahan dibandingkan varietas bersari bebas yaitu harga benihnya yang lebih mahal dan hanya dapat digunakan maksimal 2 kali turunan dan tersedia dalam jumlah terbatas.

Gambar 2




Benih Jagung Secada F1

 

2.      Penyiapan Benih

Benih dapat diperoleh dari toko pertanian terdekat menjual varietas Secada F1 produk cap panah merah. Daya tumbuh benih harus lebih dari 90%, jika kurang dari itu sebaiknya benih diganti. Benih yang digunakan adalah sebanyak 1.800 butir.

3.      Pengolahan Media Tanam

Pengolahan tanah bertujuan untuk memperbaiki kondisi tanah, dan memberikan kondisi menguntungkan bagi pertumbuban akar. Melalui pengolahan tanah drainase dan aerasi yang kurang baik akan diperbaiki. Tanah diolah pada kondisi lembab tetapi tidak terlalu basah. Tanah yang sudah gembur hanya diolah secara umum. Pengolahan tanah dilakuakn dengan menggunakan hand traktor roda 2 dengan mata bajak rotari dengan kedalaman 15-20 cm.

Gambar 3




Olah Tanah Mengunakan Traktor Roda Dua

 

4.      Persiapan

Dilakukan dengan cara membalik tanah dan memecah bongkah tanah agar diperoleh tanah yang gembur untuk memperbaiki aerasi. Tanah yang keras memerlukan pengolahan yang lebih banyak. Pertama-tama tanah dicangkul / dibajak lalu dihaluskan dan diratakan. Setelah ditraktor, dibuat guludan dengan lebar 50 cm dan panjang 10 meter untuk mempermudah berjalan di lahan, Jarak antar bedengan adalah 50 cm. Luas tanah yang digunakan adalah 2.500 m².




Gambar 4

Text Box: 10 mText Box: 50 cmText Box: 50 cmGuludan Tanam Jagung

5.      Pembukaan Lahan

Pengolahan Iahan diawali dengan membersihkan lahan dari sisa-sisa tanaman sebelumnya. Bila perlu sisa tanaman yang cukup banyak dibakar. Abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dilanjutkan dengan pencangkulan dan pengolahan tanah dengan bajak.

3.2  Teknik Penanaman

1.      Penentuan Pola Tanaman

Pola tanam memiliki arti penting dalam sistem produksi tanaman. Dengan pola tanam ini berarti memanfaatkan dan memadukan berbagai komponen yang tersedia (agroklimat tanah tanaman, hama dan penyakit, keteknikan dan sosial ekonomi). Pola tanam di daerah tropis seperti di Indonesia, biasanya disusun selama 1 tahun dengan memperhatikan curah hujan (terutama pada daerah/lahan yang sepenuhnya tergantung dari hujan. Maka pemilihan jenis / varietas yang ditanampun perlu disesuaikan dengan keadaan air yang tersedia ataupun curah hujan. Pola tanam yang biasa diterapkan adalah Tumpang sari (lntercropping), melakukan penanaman lebih dari I tanamnn (umur sama atau berbeda). Tumpang sari dilakukan dengan tanaman buah seperti jambu kristal dan tanaman buah lainnya.

2.      Cara Penanaman

Jarak tanam 100 x 25 cm setiap lubang ditanam satu tanaman. Setiap lubang diberi 1 biji perlubang tanam. Tanaman ini tidak dapat tumbuh dengan baik pada saat air kurang atau saat air berlebihan. Pada waktu musim penghujan atau waktu musim hujan hampir berakhir, benih jagung ini dapat ditanam. Tetapi air hendaknya cukup tersedia selama pertumbuhan tanaman jagung. Pada saat penanaman sebaiknya tanah dalam keadaan lembab dan tidak tergenang. Apabila tanah kering perlu diairi dahulu kecuali bila diduga l-2 hari lagi hujan akan turun. Pembuatan lubang tanaman dan penanaman biasanya memerlukan 3 orang (1 orang membuat lubang, 1 orang memasukkan benih, 1 orang lagi memasukan pupuk dasar dan menutup lubang). Sebaiknya setelah tanam, bedengan di siram untuk mempercepat proses pertumbuhan benih tanaman jagung.

 

3.3  Pemeliharaan

1.      Penjarangan dan Penyulaman

Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh/mati. Kegiatan ini dilakukan 7-10 hari sesudah tanam. Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman. Penyulaman hendaknya menggunakan benih dari jenis yang sama Waktu penyulaman paling lambat dua minggu setelah tanam.

2.      Penyiangan

Penyiangan bertujuan untuk membersihkan lahan dari tanaman pengganggu (gulma). Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda biasanya dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dan sebagainya yang penting dalam penyiangan ini tidak mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkram tanah. Hal ini biasanya dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.

Gambar 5




Penyiangan gulma

 

3.      Pemupukan

Dosis pemupukan jagung untuk setiap hektarnya adalah pupuk Urea sebanyak 200-300 kg, pupuk TSP/SP 36 sebanyak 75-100 kg, dan pupuk KCI sebanyak 50- l00 kg. Pemupukan dapat dilakukan dalam tiga tahap. Pada tahap pertama (pupuk dasar), pupuk diberikan bersamaan dengan waktu tanam. Pada tahap kedua (pupuk susulan 1), pupuk diberikan setelah tanaman jagung berumur 3-4 minggu setelah tanam. Pada tahap ketiga (pupuk susulan II), pupuk diberikan setelah tanaman jagung berumur 8 minggu atau setelah malai keluar.

Gambar 6




Pemupukan

3.4  Hama dan penyakit

1.      Hama

a.       Ulat daun

Hama ulat daun ini akan menyerang bagian pucuk daun dan biasanya tanaman jagung yang berumur sekitar 1 bulan diserang ulat daun. Daun tanaman jagung yang bila sudah besar menjadi rusak. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara penyemprotan insektisida yang tepat seperti folidol atau yang lainnya dengan dosis sesuai dengan anjuran.

b.      Lalat bibit

Tanaman jagung yang terserang hama ini akan memiliki bekas gigitan pada bagian daun, pucuk daun layu, dan akhirnya tanaman jagung akan mati. Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara melakukan penyemprotan insektisida sesuai dengan dosis yang dianjurkan.

c.       Ulat rayak

Bagian Tanaman jagung yang diserang hama ini adalah bagian batang yang masih muda, batang akan putus dan akhirnya tanaman jagung mati. Hama Agrotis sp. Menyerang pada malam dan siang hari. Ada 3 jenis ulat grayak/agrotis yaitu:

-          Agrotis segetum : memiliki warna hitam dan ulat ini sering ditemukan di daerah dataran tinggi

-          Agrotis ipsilon : memiliki warna hitam kecoklatan dan ulat ini sering di temukan di daerah dataran tinggi dan rendah.

-          Agrotis interjection : memiliki warna hitam dan banyak ditemukan di pulau jawa.

Pengendalian ulat ini dapat dilakukan dengan melakukan penyemprotan menggunakan insektisida yang sesuai dan menggunakan dosis sesuai anjuran.

d.      Penggerek daun dan batang

Ulat Sesamia inferens dan Pyrasauta nubilasis ini menyerang bagian ruas batang sebelah bawah dan titik tumbuh tunas daun tanaman jagung. Tanaman jagung akan menjadi layu. Penanggulangan hama ini dapat dilakukan dengan melakukan penyemprotan menggunakan insektisida yang sesuai dengan dosis yang dianjuran

 

e.       Ulat Tongkol

Tanaman jagung yang terserang hama ini akan memiliki bekas gigitan pada biji dan adanya terowongan dalam tongkol jagung. Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara melakukan penyemprotan menggunakan Furadan 3G atau insektisida yang sesuai dan dengan dosis sesuai anjuran.

f.        Belalang

Jenis belalang yang sering menyerang tanaman jagung yaitu Oxyca chinensis dan juga Locusta sp. Hama ini biasa menyerang tanaman jagung pada bagian daun muda. Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara melepaskan predator alaminya yaitu berupa burung atau laba-laba, bisa juga dengan menggunakan biopestisida.

 

2.      Penyakit

a.       Penyakit Hawar Daun atau Karat Daun

Penyakit Hawar daun dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:

-          Hawar daun turcicum

Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini yaitu berupa adanya bercak kecil berbentuk jorong dan berwarna hijau kelabu. Lama kelamaan bercak tersebut kemudian menjadi besar dan berwarna coklat serta berbentuk seperti kumparan, bila parah maka daun seperti terbakar. Penyebab penyakit ini adalah Helminthos porrirum turcicum.

-          Hawar daun maydis

Gejala yang dialami tanaman jagung yang terserang hawar ini berupa bercak coklat abu-abu pada seluruh permukaan daun. Bila parah penyakit ini akan menyerang hingga bagian jaringan tulang daun yang akhirnya jaringan daun tersebut mati.

-          Hawar daun corbonum

Tanaman jagung yang terserang penyakit hawar ini akan timbul gejala berupa bercak coklat muda kekuningan bersudut-sudut memanjang yang dapat menyatu dan mematikan daun. Penyebabnya adalah cendawan Dreschslera zeicola. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara melakukan penyemprotan fungisida atau dengan menggunakan thiram dan karboxin, serta pengasapan atau perawatan suhu panas selama 17 menit dengan suhu 55°C.

b.       Bulai

Penyakit bulai pada daun jagung disebabkan oleh cendawan atau jamur sclerospora maydis. Tanaman jagung yang terserang penyakit ini akan memiliki gejala berupa daun akan berwarna kuning keputih-putihan bergaris, sejajar dengan urat daun dan tampak kaku. Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara memberikan Ridomil 35 SD pada saat masih benih agar tidak tumbuh jamur pada biji jagung.

 

3.5  Panen

Ciri dan Umur Panen: Umur panen 70-76 hari setelah tanam. Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi penuh (diameter tongkol 1-2 cm), jagung dipanen ketika malang susu dan jagung untuk beras jagung, pakan ternak, benih, tepung dll dipanen jika sudah matang fisiologis. Jagung siap dipanen jika klobot sudah mengering dan berwarna coklar muda, biji mengkilap, dan bila ditekan dengan kuku tidak membekas ( warisno, 1998 )

Namun penulis menargetkan produktivitas jagung manis secada F1 adalah 500kg /2.500 m². Hal ini bukan tanpa alasan, mengingat lokasi yang akan ditanami jagung manis, tanahnya adalah pasir. Target produktivitas adalah 4 ton / ha. Meskipun produktivitas jagung manis 14-20 ton / ha, namun penulis hanya mentargetkan 4 ton / ha karena jarak tanam yang jarang mengingat kondisi tanah berpasir yang belum diketahui kesuburan tanahnya.

Gambar 7




Panen

DAFTAR PUSTAKA

 

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (1998). Budidaya Kedelai dan Jagung. Palangkaraya. Departemen Pertanian. Capricorn Indo Consult.

Surtinah, Surtinah, Neng Susi, and Sri Utami Lestari. 2016. "Optimasi Lahan dengan Sistem Tumpangsari Jagung Manis (Zea mays saccharata, Strurt)  dan  Kangkung  Sutera  (Ipomea  reptans)  di Pekanbaru." Jurnal Ilmiah Pertanian 12.2

Surtinah, Surtinah. 2017. "Potensi Hasil Jagung Manis (Zea Mays Saccharata, Sturt) Dengan Pemberian Paket Teknologi Pupuk Dan  Zat  Pengatur  Tumbuh." Jurnal  BiBieT 2.1 : 37-44.

Sutoro, Yogo Sulaeman, Iskandar. 1988. Teknologi Benih Jagung. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Warisno (1998). Budidaya Jagung Hibrida. Yogyakarta. Kanisius.

 

http://www.panahmerah.id/product/secada-f1

https://www.pioneer.com/web/site/indonesia/Hama-dan-Penyakit-Tanaman-Jagung-Serta-Cara-Pengendaliannya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LAMPIRAN

 

KALENDER TANAM JAGUNG SECADA F1

 

 

 

 

Komentar

  1. Saya ingin berbagi di sini tentang bagaimana Tuan Pedro memberi saya pinjaman sebesar £820.000,00 untuk memperluas bisnis saya dengan tingkat pengembalian tahunan 2%. Saya sangat bersyukur dan saya pikir saya harus membagikannya di sini. Berikut alamat emailnya: pedroloanss@gmail.com / WhatsApp +393510140339 jika ada di sini yang mencari suku bunga pinjaman yang terjangkau.

    BalasHapus

Posting Komentar